Aktivis,,kata yang tidak asing lagi di telinga mahasiswa. Orang yang selalu sibuk, aktif sana sini, agenda rapat, pulang malam bahkan pagi, kuliah keteteran, pinter ngeles kayak bajaj, selalu punya alas an ketika ditanya ini dan itu, jilbab panjang lagi lebar, celana bahan yang ngatung, sandal gunung, terkadang jepit, jidat hitam, dan berbagai anggapan lainnya tentang kata aktivis. Beragamis” katanya.
Tidak ada yang salah dari pandangan di atas, memang nyatanya banyak sekali aktivis di kampus hijau ini yang mempunyai ciri seperti diatas. Tapi, coba deh ditanya alasannya, mengapa yang katanya banyak orang sebagai “aktivis” berpenampilan seperti itu. Ternyata, alas an mereka syar’I lohh..
Ketika para aktivis pulang malam, sibuk dan aktif kesana kemari, ternyata mereka sedang melingkar, mencari jawaban ditengah permasalahan yang adadi lingkungan sekitar. Ada juga yang sedang mencari sesuap nasi, untuk meringankan beban orang tua, memberikan sedikit rezeki untuk menyenangkan adik ataupun berbagi dengan orang yang sedang kesulitan. Aktivis pintar ngeles, selalu punya alas an walau sengaja disudutkan, karena aktivis itu cerdas, terbiasa dengan baca buku, berpikir dengan hati dan otak, berdiskusi dengan orang sekitar dan menulis. Aktivis dengan jilbab lebar, celana bahan ngatung, sandal jepit kadang gunung sampai jidat hitam, menunjukkan seberapa tawadhu nya hidup dia, dan betapa ia tau batasan-batasan dalam pergaulan dan penampilan. Bersikap lemah lembut dan penuh sopan santun menunjukkan betapa aktivis itu sangat menghargai sesame, tidak merasa lebih pintar dari orang lain atau merasa sombong menunjukkan ini loh,,gw aktivis! Nope,,aktivis bukan itu, ia mengerjakan apa yang menjadi amanahnya untuk mencari Ridho Nya dan ridho para manusia. Aktivis seperti itu menunjukkan kepedulian terhadap bangsa.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, hari ke hari, semakin banyak kegiatan para aktivis yang hanya sekadar kongkow-kongkow, duduk-duduk. Biasanya mereka punya markas, entah itu mushola ataupun sekretariatnya masing-masing. Disanalah gudangnya para aktivis. Mungkin dulu, ketika ingin mencari fulan A, temannya selalu bilang, fulan tidak ada di mushola atau markas besarnya, beliau sedang rapat di gedung B, atau beliau sedang ada agenda di jalan C. Susah sekali mencarinya. Namun, sekarang, kalau antum mau cari fulan A, cari saja di markas kebesaranya, paling juga ada disana. Dan ternyata, memang benar kawan, banyak sekali aktivis hari ini hanya “ngedon” dalam rutinitasnya. Kongkow-kongkow, tukar-tukaran games, ketawa-ketiwi, ngobrol ngarul ngidul, mendengarkan music mellow, makan-makan, dan kegiatan itu semua hanya terjadi di markas kebesarannya.
Melihat semua itu, kondisi hari ini, aktivis autis dengan dunianya sendiri, sibuk ngajar sana-sini, mengisi disana-sini, ngurus tugas sana-sini, bingung sidang ini itu. Bisa dibilang, lebih banyak kepentingan pribadi daripada kepentingan golongan yang diusungnya.
Kawan ku, sang aktivis, pernahkah adalagi didalam hati untuk meratapi nasib bangsa, atau masalah-masalah yang terjadi di kampus, tariff parkir yanghari ini naik, beasiswa yang tidak turun-turun, dan berbagai permasalahan lain. Kampus ini sedang krisis pergerakan kawan, sense of belonging kurang tercipta,sehingga rasa cinta tanah air itu hanya sesaat. Ketika terjadi pergolakan saja kalian berteriak, namun ketika pergolakan itu sudah reda, apa lagi yang diperbuat?? TERIUS DIAMKAH atau TERUS BERGERAK untuk mencari solusi dari semua masalah…
Atau hari ini, ketika aktivis hanya berkubang dengan agenda-agenda kerja yang ada di bidangnya masing-masing, selama kepengurusan hanya berkutat dengan harus melakukan dan menjalankan agenda kerja! Padahal ia belum mencari tau, apakah mahasiswa membutuhkan agenda kerja itu atau tidak. Atau apakah agenda kerja itu merupakan aspirasi dari mahasiswa atau tidak.. Banyak sekali yang perlu dievaluasi dari pergerakan ini kawan..
Mahasiswa, masyarakat, dan bangsa memerlukan uluran tangan kita, yang katanya aktivis ini. Bagaimana ingin merubah bangsa, kalau dari diri kita sendiri belum memulainya. Bahkan anjuran ini pun tertulis dalam kitab Nya. “Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS.13 :11)
SEMANGAD BERUBAH!! SEMANGAD BERGERAK!! SEMANGAD MENJADI PELOPOR!!
Catatan selanjutnya………………
Malu Aku dengan Soekarno <sebuah refleksi kebangsaan>
Sepotong Episode “Pengamen Jalanan” <semi cerpen,,Tangisan anak jalanan>
Sejumput Cita dan Asa <sebuah mimpi dan angan penulis>
No comments:
Post a Comment