- Masa Orde Lama
Pendidikan bebas, sebebas-bebasnya. Masyarakat diberi kebebasan untuk berpendapat, beraktivitas tanpa adanya kekangan dari pihak manapun. Pendidikan merupakan sebuah surga yang mampu membuka paradigma kebebasan yang luar biasa.
Poin-poin penting pendidikan di era Orde Lama:
a. Pendidikan dijadikan alat paling utama untuk mengubah bangsa
b. Saat itu Soekarno mencontoh pendidikan dari kuba, yaitu:
· Pendidikan gratis
· Jaminan persamaan hak
· Penyelenggaraan pendidikan terpusat pada negara. Maksudnya disini adalah terintegrasi secara nasional.
SMA à Pra Universitas / Pendidikan Teknisi à Perguruan Tinggi
· Seleksi akademis
c. Adanya pembangunan Universitas negeri di setiap provinsi. Tujuan awalnya untuk pemerataan kesempatan belajar bagi semua lapisan masyarakat.
d. Undang-undang yang digunakan adalah UU No. 4 Tahun 1950 dan UU No. 12 tahun 1954. Yang salah satu isinya mengenai ”pendidikan merupakan sebuah alat melepaskan bangsa saat itu dari lubah kebodohan antah berantah. ”
e. Soekarno tidak menghendaki bangsanya kemudian terjajah dan dijajah kembali oleh pihak asing. Soekarno sangat tidak rela apabila perjuangannya melawan penindasan dan penjajahan hanya tinggal kenangan semata.
- Masa Orde Baru
Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (InPres) Pendidikan Dasar. Akan tetapi, sayang sekali, Inpres tersebut belum ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas tetapi baru peningkatan kuantitas. Mengutip pendapat Darmaningtyas, ”Pendidikan orde baru ibarat pendidikan militer. Jiwa yang dikembangkan di sekolah umum sama dengan jiwa yang dikembangkan di sekolah militer. Pendidikan militeristik sangat dirasakan oleh para guru, siswa, maupun masyarakat luas, melalui adanya ideologi ’penyeragaman’, yaitu semua diseragamkan (dari pakaian, kurikulum, metode mengajar, sampai soal cara berpikir).
Poin-poin penting pendidikan di era Orde Baru:
a. Sistem ujian negara, dalam hal ini Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) telah menjadi bumerang karena digunakan sebagai penentu kelulusan siswa dan pada akhirnya, hasil EBTANAS ini juga dijadikan indikator penerimaan di perguruan tinggi.
b. Manipulasi nilai & pemalsuan izasah marak terjadi. Disini terjadi pembohongan publik terbesar dalam dunia pendidikan. Krisis nilai dan kepercayaan terhadap diri sendiri mulai luntur. Dan perlahan-lahan moral bangsa terkikis dengan adanya ”korupsi nilai” tersebut.
c. Selain itu, swastanisasi atau banyak berdirinya perguruan tinggi swasta yang bak jamur di musim penghujan. Hal ini berdampak pada mutu perguruan tinggi yang semakin menurun, walaupun dibentuk korpetisi sebagai bentuk birokrasi baru.
d. Hilangnya kebebasan berpendapat , yaitu dengan lahirnya Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK / BKK)
No comments:
Post a Comment