Friday, November 12, 2010

Dia Adalah GIE

Entahlah, apa yang kurasakan kini. Begitu terganggu dengan sosoknya. Pemuda yang sangat luar biasa dalam mencintai bangsanya dan juga tanah airnya.

Ingin sekali mengenal sosoknya lebih jauh.. Tidak puas hanya dengan melihat buku atau sumber lain tentang dia. Iri sekali, betapa bahasa komunikasi verbal dan non verbal yang dgunakan mampu menggugah orang banyak.. Ingin memiliki bakat seperti itu...Iri dengan sosok GIE, iri dengan semua bakat dan kecerdasan yang dimilikinya....

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya :

Salah satunya ketika ia ditanya mengapa harus naik gunung, sungguh jawaban yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Betapa gunung dapat mewakili atau menjadi slogan kepatriotannya..
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”



Seorang filsuf Yunani pernah menulis : "Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Sungguh, betapa jujur dan jernih pemikiran mudanya. Di dukung dengan semangat kepemudaan, jiwanya terasa di injak-injak tatkala melihat bangsanya tergerus oleh "nafsu politik" orang-orang atas.. Tidak ingin bangsanya terkoyak, ia menuliskan pemikiran-pemikirannya yang luar biasa dan mempengaruhi orang sekitar. Ia yang mempelopori gerakan mahasiswa di zamannya. Gerakan 1966 dengan meruntuhkan Orde Lama. Setelah penguasaan Orde Lama hancur, digantikan dengan Rezim Orde Baru, semakin tidak puas jiwanya. Bukan seperti itu yang diinginkan untuk memperbaiki kehidupan negeri ini.. Alur kehidupan, perjuangan dan pemikiran yang luar biasa kritis, disertai dengan romantisme anak muda yang menggelora..

No comments:

Post a Comment