Sunday, January 16, 2011

Seseorang dan Amanah Langit

Hari itu segalanya bermula.. Ketika diri berniat untuk bergabung di dalamnya.. Waktu itu pun keadaanya sama, BIMBANG dengan amanah langit yang lain. Tapi janji untuk menginternalisasi dan mengefektifkan gerakan membuat keyakinan diri bertambah 1 langkah, dengan segala ketakutan, mulai ku langkahkan kaki, hanya berharap pada Ridho Illahi...

Ketika ada janji yang terluka, teman seperjuangan satu-satunya yang mengerti dan ikut berjanji pun musnah.. Kecewa, sedih dan marah terus memenuhi hati. Namun, masih ingin ku langkahkan kaki. Berharap dapat mendapatkan pembelajaran lain, ya, aku harus belajar mandiri..

Beruntung, masih ada kakak yang selalu menyemangati, walau beban hidupnya pun semakin perih, hati yang selalu menjerit karena terkalahkan oleh sanubari, beliau tetap tegar untuk menjalani. Berjuang bersama dan memutuskan untuk menjadi adik kecil yang ingin belajar banyak dari nya...

Tidak terasa, satu tahun pun terlalui dengan begitu cepatnya... Berharap tidak pernah terpisah, tapi nyatanya pun hidup harus terus berjalan.. Telah banyak yang ku dapatkan, kasih sayang persaudaraan, ilmu, pemikiran cerdas, kebahagian, kekesalan, kebencian, merupakan gabungan yang cukup signifikan menguatkan langkah.

Cinta pada pergerakan ini, bukan karena ada teman atau kakak itu lagi, bukan untuk pamer atau menunjukkan eksistensi, tapi ini adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan diri untuk terus belajar. Untuk terus mengamalkan janji langit itu.. Sebagaimana pesan seorang kakak dalam saku sosial itu, tidak banyak berkomentar, hanya menuliskan (Al Kahfi: 110)

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." 

Ya, janji langit, yaitu janji Nya..

"Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya..." 

Beberapa detik yang menakjubkan itu. Ketika tangis haru dan airmata tak dapat di bendung, jebol semua pertahanan diri, seorang kakak datang sembari menelungkupkan tangannya. Tatapan mata yang begitu sendu,ternyata ia juga menangis, dalam mata banyak makna yang tersirat di dalamnya. Penuh haru, ku tatap mata itu. Permohonan maaf dan amanah langit itu ingin ia sampaikan lewat matanya. Tak sanggup menatap lama, akan semakin jebol bila terus bertahan.. Kebersahajaan diri musnah..
"Adik, banyak kesedihan dan ketidakpusan membayangi. Tapi kita bersyukur dengan ujian. Karena ialah yang membuat kita besar. Semoga sukses. Cayo! :)
Allahu Robbi... Sakit jika bertemu untuk berpisah. Namun itulah suratannya. Tak bisa dipungkiri lagi, bahwa akan ada mati jika ada hidup. Akan ada malam, jika siang sirna cahaya terangnya. Begitulah hidup..

Di malam sebelumnya, diadakan evaluasi untuk perbaikan pergerakan.. Toh menyalahkan orang yang meninggalkannya pun percuma. Untuk apa pun tak ada gunanya.. Banyak evaluasi dan pelajaran.. Sudah lama tidak mendengar ceritanya. Merasa seperti satu tahun yang lalu. Beliaulah yang memberi pencerdasan mengenai politik dan pendidikan.

Sebelumnya pun diri sudah berkecimpung di dunia riset, tapi hanya kecil-kecilan, beda halnya riset dengan pendidikan. Kali ini diri mendapat banyak pelajaran lagi. 4 tahun di kampus, jika bertanya pengalaman organisasi, mungkin sudah menjadi S.Pd dari awal.
Divisi Riset dan Keilmuan 2008 dan 2009
Education Watch 2009
Departemen Edukasi dan Departemen Pendidikan 2010

Semuanya bermula. Mendapatkan dan menjadi seorang kakak pergerakan ternyata tidaklah mudah. Internalisasi gerakan, politik pendidikan, semuanya bukan hal yang terlalu baru, tapi cukup membuat otak berputar..

Pengenalan dasar pendidikan diberikan cahaya fajar ketika masih di jurusan. Dan internalisasi gerakan serta politik pendidikan diberikan oleh manusia pembelajar yang terus berperang.. Dua orang kakak yang banyak sekali memberikan pengaruh dalam kehidupan dan pandangan. Sayang, ketika harus berpisah masa kepengurusan, hanya tangis kesedihan yang terucap. Sedih, karena dengan berakhirnya kebersamaan, diri harus mewarisi perjuangan.. Ingin diri berucap...

Jangan pergi kak, kalian belum banyak mewarisi ilmu pada adik kecil ini. Takut sendirian, walaupun Allah tak pernah meninggalkan sekejap pun. Takut tak punya pegangan ketika harus melangkah tinggi. Memperbaiki dan mengevaluasi dari perjuangan sebelumnya..

Teruntuk kedua kakak yang sangat berjasa dalam menggugah pikiran dan sanubari...

Bila harus berpisah, mungkinkah kita akan terus bersama,,
Adik kecil ini selalu mengharap banyak pencerdasan akan makna hidup dari kalian.
Tipe kalian mirip, sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dan mengerti
Walau kenyataan hidup sangat pahit, tapi kalian bisa menjalani..
Terimakasih kakak-kakak ku sayang...
Kalian selalu ada di hati...

No comments:

Post a Comment