Pengalaman dua hari yang
amat dahsyat di lapas anak
tanggerang..
Diawali dengan perkenalan ku dengan annisa utami, mahasiswi
psikologi pendidikan 2007 yang tanpa sengaja Allah sudah menskenariokan
pertemuan kami. Nisa, panggilannya adalah teman dari teman aku. Kami bertemu sewaktu aku bersama dengan teman
janjian ingin ke perpustakaan UI. Teman aku mengajak nisa juga, rencananya kami
ingin mencari referensi di perpus UI untuk tugas akhir kami. Dari pertemuan hari
itu, berlanjut ke pertemuan-pertemuan setelahnya. Nisa itu anaknya sanguinis
abis, gak bisa diam,dan selalu ada saja hal-hal yang jadi topik pembicaraan.
Hehe..
Sampai akhirnya kami saling menanyakan tentang tugas akhir
kami. Dia bercerita rencananya akan mengadakan penelitian di Lapas Anak. Mulai
dari sana aku semakin tertarik dengan apa yang ingin dia tulis di tugas
akhirnya. Nisa bercerita ia ingin sekali meneliti tentang hubungan resiliancy
dengan family functioning pada anak-anak Lapas. Hmmm.. menarik..dan aku
langsung tertarik.. :D
Entah ini jalan yang Allah berikan sudah diperkenalkan
dengan nisa, karena aku mempunyai cita-cita,mimpi, atau bisa disebut juga
dengan obsesi,ingin sekali mengunjungi ke tiga tempat istimewa (menurut aku
pribadi), yang pertama itu adalah panti asuhan, kedua anak jalanan, dan ketiga
adalah lembaga permasyarakatan anak. Dan ternyata Allah memberikan aku jalan
untuk ke tempat yang ketiga terlebih dahulu.dan hari ini adalah kedua kalinya
aku mengunjungin tempat “istimewa” itu.
Yang pertama adalah hari selasa, tanggal 25 september 2012.
Aku dan nisa mengantarkan surat undangan kedua lapas anak yang ada di
tanggerang. Lapas anak wanita dan lapas
anak laki-laki.di tempat pertama,lapas anak wanita, kami hanya bertemu dengan
penerima tamu dan surat akan diproses dalam beberapa hari kedepan. Kami agak sedikit kecewa karna kami sudah
tidak sabar untuk segera “keep in touch” dengan anak-anak itu, namun pada
akhirnya kami harus menunggu beberapa hari lagi sampai surat dapat diproses. Pada hari itu juga ditempat yang kedua, yaitu
lapas anak laki-laki, kami langsung bertemu dengan petugas pembinaan andikpas.
Alhamdulillah bersyukur sekali kami diizinkan masuk ke dalam kantor dan kami
melihat dengan kepala kamisendiri andikpas sedang melakukan berbagai kegiatan,
ada yang menyiram tanaman, bolak-balik koridor, smpai ada yang sedang berkumpul
di ruangan.keadaan ini membuat aku yang tidak terbiasa untuk melihat menjadi
keistimewaan tersendiri. Luar biasa senang dan bersyukur, karena kami masih
bisa berada bebas di luar dengan melakukan berbagai kegiatan positif.
Di lapas anak laki-laki pada hari pertama kunjungan, kami
tidak banyak melakukan aktivitas atau bisa berkomunikasi langsung dengan para
andikpas. Karena jam kantor sudah berakhir, akhirnya petugas lapas bilang,
sekitar 2 hari lagi bisa balik ksana untuk berkeliling dan juga sedikit
diberikan penjelasan mengenai lapas anak laki-laki tanggerang.
Hari kedua kalinya aku dan nisa ke sana,yaitu tepat hari
ini, jum’at, 28 september 2010. Seperti
janji petugas lapas,hari ini aku dan nisa diajak berkeliling lapas anak laki-laki. Setiap kaki melangkah
selalu diiringi penjelasan petugas dan decak kagum dengan kekuatan “mental”
mereka. Melihat mereka secara lebih dekat menggambarkan betapa buram potret
kehidupan jalanan. Dan bisa dibilang, mereka adalah para korban dari tempaan
kehidupan jalanan.
Aku berfikir, mengapa Allah memberikan aku pengalaman
pertama di lapas anak ini, bukan dikabulkan dari yang paling bisa aku jangkau
yaitu panti asuhanatau kehidupan jalanan. Seolah-olah Allah ingin mengajarkan
aku bahwa hadapi hidup ini dengan penuh
kekuatan mental. Lapas adalah tingkatan tempaty tertinggi dibanding panti atau
jalanan.dan seolah aku berfikir, akankah sampai disini keinginanku untuk
sekadar melihat aktivitas mereka? Tersadarkah aku untuk
berbuat sesuatu bagi mereka? mampukah aku berada dilingkungan lapas bersama
mereka, mengajarkan suatu hal tentang makna hidup dari sudut pandang yang
berbeda.
Aku berserah diri pada Allah. Jika aku bisa melakukan
sesuatu bagi mereka,ingin sekali aku melakukannya. Hari ini aku belajar banyak
dari mereka. Dan semoga masih banyak hari-hari lain yang bisa menjadikan aku
lebih kaya dengan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, yang membuat hati
ini berjalan dan menemukan pencarian akan kebermaknaanya.