Monday, January 17, 2011

Ada yang hilang

Sense of belong saya terhadap pendidikan kenapa?? Kok rasanya ada yang hilang ya... Melihat http://www.facebook.com/notes/kondisi-pendidikan-bobrok-mosi-tak-percaya-untuk-dikti/catatan-kecil-ii-kebobrokan-kampus/129371240458974#!/pages/Kondisi-Pendidikan-Bobrok-Mosi-Tak-Percaya-Untuk-Dikti/187108801306700, rasanya kok seperti menyudutkan pihak DIKTI.. Hmmm... Apa tanda-tanda mati rasa terhadap pendidikan yaaa???

Presiden Pertama di Dunia Yang Menolak DIGAJI

FERNANDO LUGO MENDEZ bukan konglomerat atau politisi bergelimang uang. Mantan uskup ini hanya pekerja sosial yang kere. Tapi sungguh tak disangka, penganut sosialisme yang mendalami ajaran Pancasila ini malah menolak mendapat gaji selaku Presiden Paraguay, yang diumumkannya pada malam sebelum pelantikannya, Jumat, 16 Agustus lalu. Keputusan Lugo ini adalah keajaiban terbesar di dunia politik, sepanjang sejarah demokrasi di jagat raya ini. Sendirian dia melawan arus besar yang berlaku di semua negara, termasuk di AS, di mana jabatan presiden memberikan privilese serta kesempatan memperkaya diri dan kelompok. Keputusan Lugo yang mencengangkan itu disambut gembira oleh ribuan pendukungnya. Namun, Presiden Ekuador Rafael Correa mengingatkan dengan cemas,”Begitu Lugo mulai mengubah berbagai hal, serangan akan dimulai.” Serangan dimaksud bakal berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politik yang berkiblat ke AS. Bukanlah kebetulan jika semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir dalam acara pelantikan Fernando Lugo, yang berlangsung sederhana di ibukota Asuncion.. Mereka dipersatukan oleh semangat anti-Amerika Serikat, atau setidak-tidaknya berani melawan dan mengatakan TIDAK terhadap negara adi kuasa itu. Sebaliknya negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro Amerika, yaitu Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan. Para presiden beraliran sosialis yang hadir dalam pelantikan “presiden kaum miskin” itu antara lain Hugo Chavez dari Venezuela, Luiz Inacio Lula da Silva (Brasil), Cristina Kirchner (Argentina), Michelle Bachelet (Cili), Evo Morales (Bolivia), dan Rafael Correa (Ekuador). Kehadiran mereka membuat acara pelantikan tersebut menjadi semacam perayaan kebangkitan sosialisme gaya baru di bumi Amerika Latin. Fernando Lugo, 56 tahun, memenangkan pemilu presiden Paraguay pada April lalu. Sebelumnya dia bekerja sebagai uskup Katolik di wilayah-wilayah miskin negara yang bertetangga dengan Brasil, Argentina, dan Bolivia itu. Dia mendapat izin cuti sementara dari Vatikan, memenangkan pemilu, dan menjadi uskup pertama di dunia yang berhasil memenangkan pemilihan presiden. Gaji presiden Paraguay lebih kecil dibanding gaji anggota DPR-RI TAHUKAH Anda berapa gaji seorang presiden di Paraguay ? Menurut kantor berita Associated Press, gaji presiden Paraguay adalah sebesar 4.000 dolar AS atau sekitar Rp.37 juta per bulan. Sangat kecil dibandingkan gaji anggota DPR-RI, yaitu sebesar Rp.49 juta per bulan. Dan makin kecil lagi dibandingkan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar Rp.150 juta per bulan. Dengan menolak mendapat gaji, pengagum pemikiran Bung Karno ini akan benar-benar menjadi relawan di tampuk kekuasaan Paraguay. Lugo akan menjadi satu-satunya pimpinan negara di dunia yang murni volunteer alias bekerja tanpa mendapat upah. Luar biasa! Memang, dia naik ke puncak kekuasaan di negara itu, berkat dukungan kaum miskin, terutama para petani tanpa tanah dan serikat buruh. Mungkin keputusannya itu adalah wujud solidaritas paling nyata kepada kalangan miskin, yang mencapai 35,6 persen dari total populasi. Tindakan mulia Fernando Lugo ini cocok betul dengan semboyan kampanye Sutrisno Bachir : karena hidup adalah perbuatan. Sekarang giliran Sutrisno dan para pemimpin Indonesia lainnya untuk mencontoh tindakan nyata Lugo : karena hidup adalah perbuatan nyata ! Hidup adalah melayani… Petani tak memiliki tanah PARAGUAY adalah negara paling miskin di kawasan Amerika Latin. Pendapatan utama negara ini bersumber dari produk-produk pertanian, terutama kedelai dan produk turunannya yang menyumbang lebih dari setengah hasil ekspornya, yang pada tahun 2007 tercatat 2.390 juta dolar AS. Tingkat pertumbuhan ekonominya sebenarnya cukup bagus, yaitu 6,4 persen per tahun. Dengan jumlah penduduk “hanya” 6,5 juta jiwa, negara dengan luas wilayah 406.762 km persegi ini seharusnya bisa memakmurkan rakyatnya. Namun karena negara salah urus; sempat dikuasai oleh kediktatoran selama 39 tahun, korupsi dan nepotisme merajalela, dan lebih dari sepertiga penduduknya adalah petani tanpa tanah; maka label negara termiskin di kawasan itu terpaksa disandangnya. Cobaan di hari pertama berkuasa : obat dan BBM menghilang dari pasar KEMENANGAN Lugo yang mengejutkan telah mengakhiri dominasi Partai Colorado selama 61 tahun di negeri yang cantik itu. Tapi bukan tidak mungkin, “Golkar”-nya Paraguay itu akan kembali berkuasa, jika pemerintahan koalisi yang dipimpin Lugo gagal meredam anarkisme yang timbul akibat euforia di kalangan petani miskin. Segera setelah memastikan Lugo menang dalam pemilu, para petani tanpa tanah langsung menyerobot tanah-tanah pertanian yang dikuasai perusahaan-perusahaan besar. Pada saat yang sama pememerintahan Lugo yang baru berusia sehari sudah langsung digoyang oleh para kapitalis, dengan cara menimbun BBM yang mengakibatkan barang vital itu menghilang dari pasar. Obat-obatan juga raib dari rak-rak apotik. Ini bisa menimbulkan krisis. sumber : AP/AFP/Kompas: http://www.divineperformance.com/presiden-pertama-di-dunia-yang-menolak-digaji/

Sunday, January 16, 2011

Gie @ Green Campus

Kenapa saya jadi ababil gini yaa.. huhuuu,... gampang banget jebolnya.. hanya dengan ingat moment itu,,dengar namanya, suaranya atau baca sms darinya,,mudah sekali membuat air ini mengalir deras.. Ya Allah.. Sabar wi.. Sing sabar... Dia pengen ngeliat twi tersenyum, kuat dan menjadi orang sukses.. Ya Rabbi.. Inikah rasanya ukhuwah itu?? Engkau mengabulkan permohonan ku,,ingin memiliki kakak yang luar biasa. dan mereka pun hadir, beberapa saat dalam hidup ku.. Terimakasih Ya Rabbul Izzati... Jaga hati untuk tidak salah memaknai ini..

Sosok Gie yang ku kenal dalam kampus pergerakan Universitas Negeri Jakarta...

Terimakasih sudah mengisnpirasi hati, pemikiran dan jiwa ini kak....

Dua sosok yang sangat luar biasa.. Cahaya Fajar dan Manusia Pembelajar yang Siap Berperang... Itu analogi yang ku buat untuk kedua orang "sosok Gie" dalam kampus hijau ini...

Mungkin masih banyak "sosok Gie" lainnya yang ada, namun mereka berdua yang telah menggoreskan pena dalam lembaran kisah hidup ini...

Cahaya fajar adalah sosok yang mudah tersenyum, ceria, sangat menyukai warna merah, lihai dalam mempermainkan kata, dan secara tidak langsung sudah mengajarkan ku banyak hal. mencintai pendidikan, mengajarkan pendidikan secara mengakar, mencintai kajian, mencintai dan memperkenalkan Doa Robitoh, agar hati2 kita tetap bersatu padu,kita pernah sama2 mengkaji undang2 sisdiknas, dan suka sekali dengan puisi.. Impian, angan dan citanya sangad besar. Namun, kenyataan hidup membuat ia harus bekerja ekstra keras, mencintai ibu karena itu ia sangat menjaga perasaan hati kaum perempuan, karena baginya menyakiti perempuan sama halnya dengan menyakiti sang ibu..

Begitu halnya dengan sosok Manusia Pembelajar yang Siap Berperang,,beliau adalah orang cerdas, taat pada agama, subhanallah.. sosok yang sangat luar biasa. Kecintaanya pada pergerakan, membuat beliau mampu berpikir dan bertindak sangad radikal. Sampai-sampai semua orang tidak mengerti apa yang dipikirkannya. Menteri Pendidikan yang sesungguhnya, Banyak sekali mimpi-mimpi untuk melihat ibu pertiwi ini tersenyum bahagia. Tujuan hidupnya pun mulia. Beliau rela sengsara dan di hujat oleh bunda, untuk menegakkan agama Allah dalam hidupnya..

Kakak,,sungguh kalian berdua sangat menginspirasi adik kecil ini untuk berbuat sesuatu. Aku tau belum banyak belajar dari kalian, tapi aku adik kecil yang gampang penasaran kak. Satu kata saja yang kalian ucapkan, pasti akan ada bermacam-macam pertanyaan, dan biasanya pertanyaan itu tidaklah berbobot, hanya sekedar penasaran dan ingin tau, bahkan mungkin kalian akan tertawa mendengat pertanyaan konyol itu..

Seseorang dan Amanah Langit

Hari itu segalanya bermula.. Ketika diri berniat untuk bergabung di dalamnya.. Waktu itu pun keadaanya sama, BIMBANG dengan amanah langit yang lain. Tapi janji untuk menginternalisasi dan mengefektifkan gerakan membuat keyakinan diri bertambah 1 langkah, dengan segala ketakutan, mulai ku langkahkan kaki, hanya berharap pada Ridho Illahi...

Ketika ada janji yang terluka, teman seperjuangan satu-satunya yang mengerti dan ikut berjanji pun musnah.. Kecewa, sedih dan marah terus memenuhi hati. Namun, masih ingin ku langkahkan kaki. Berharap dapat mendapatkan pembelajaran lain, ya, aku harus belajar mandiri..

Beruntung, masih ada kakak yang selalu menyemangati, walau beban hidupnya pun semakin perih, hati yang selalu menjerit karena terkalahkan oleh sanubari, beliau tetap tegar untuk menjalani. Berjuang bersama dan memutuskan untuk menjadi adik kecil yang ingin belajar banyak dari nya...

Tidak terasa, satu tahun pun terlalui dengan begitu cepatnya... Berharap tidak pernah terpisah, tapi nyatanya pun hidup harus terus berjalan.. Telah banyak yang ku dapatkan, kasih sayang persaudaraan, ilmu, pemikiran cerdas, kebahagian, kekesalan, kebencian, merupakan gabungan yang cukup signifikan menguatkan langkah.

Cinta pada pergerakan ini, bukan karena ada teman atau kakak itu lagi, bukan untuk pamer atau menunjukkan eksistensi, tapi ini adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan diri untuk terus belajar. Untuk terus mengamalkan janji langit itu.. Sebagaimana pesan seorang kakak dalam saku sosial itu, tidak banyak berkomentar, hanya menuliskan (Al Kahfi: 110)

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." 

Ya, janji langit, yaitu janji Nya..

"Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya..." 

Beberapa detik yang menakjubkan itu. Ketika tangis haru dan airmata tak dapat di bendung, jebol semua pertahanan diri, seorang kakak datang sembari menelungkupkan tangannya. Tatapan mata yang begitu sendu,ternyata ia juga menangis, dalam mata banyak makna yang tersirat di dalamnya. Penuh haru, ku tatap mata itu. Permohonan maaf dan amanah langit itu ingin ia sampaikan lewat matanya. Tak sanggup menatap lama, akan semakin jebol bila terus bertahan.. Kebersahajaan diri musnah..
"Adik, banyak kesedihan dan ketidakpusan membayangi. Tapi kita bersyukur dengan ujian. Karena ialah yang membuat kita besar. Semoga sukses. Cayo! :)
Allahu Robbi... Sakit jika bertemu untuk berpisah. Namun itulah suratannya. Tak bisa dipungkiri lagi, bahwa akan ada mati jika ada hidup. Akan ada malam, jika siang sirna cahaya terangnya. Begitulah hidup..

Di malam sebelumnya, diadakan evaluasi untuk perbaikan pergerakan.. Toh menyalahkan orang yang meninggalkannya pun percuma. Untuk apa pun tak ada gunanya.. Banyak evaluasi dan pelajaran.. Sudah lama tidak mendengar ceritanya. Merasa seperti satu tahun yang lalu. Beliaulah yang memberi pencerdasan mengenai politik dan pendidikan.

Sebelumnya pun diri sudah berkecimpung di dunia riset, tapi hanya kecil-kecilan, beda halnya riset dengan pendidikan. Kali ini diri mendapat banyak pelajaran lagi. 4 tahun di kampus, jika bertanya pengalaman organisasi, mungkin sudah menjadi S.Pd dari awal.
Divisi Riset dan Keilmuan 2008 dan 2009
Education Watch 2009
Departemen Edukasi dan Departemen Pendidikan 2010

Semuanya bermula. Mendapatkan dan menjadi seorang kakak pergerakan ternyata tidaklah mudah. Internalisasi gerakan, politik pendidikan, semuanya bukan hal yang terlalu baru, tapi cukup membuat otak berputar..

Pengenalan dasar pendidikan diberikan cahaya fajar ketika masih di jurusan. Dan internalisasi gerakan serta politik pendidikan diberikan oleh manusia pembelajar yang terus berperang.. Dua orang kakak yang banyak sekali memberikan pengaruh dalam kehidupan dan pandangan. Sayang, ketika harus berpisah masa kepengurusan, hanya tangis kesedihan yang terucap. Sedih, karena dengan berakhirnya kebersamaan, diri harus mewarisi perjuangan.. Ingin diri berucap...

Jangan pergi kak, kalian belum banyak mewarisi ilmu pada adik kecil ini. Takut sendirian, walaupun Allah tak pernah meninggalkan sekejap pun. Takut tak punya pegangan ketika harus melangkah tinggi. Memperbaiki dan mengevaluasi dari perjuangan sebelumnya..

Teruntuk kedua kakak yang sangat berjasa dalam menggugah pikiran dan sanubari...

Bila harus berpisah, mungkinkah kita akan terus bersama,,
Adik kecil ini selalu mengharap banyak pencerdasan akan makna hidup dari kalian.
Tipe kalian mirip, sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dan mengerti
Walau kenyataan hidup sangat pahit, tapi kalian bisa menjalani..
Terimakasih kakak-kakak ku sayang...
Kalian selalu ada di hati...

Sunday, January 9, 2011

Sense of Awareness at Green Campus

Tak kerasa, kelulusan sudah diambang mata.. Tak ayal, pikiran pun melayang jauh.. Jadi apa setelah lulus nanti.. Menapaki perjalanan selama 3.5 tahun dikampus.. Banyak sekali yang telah terjadi.. Tapi masih sedikit ilmu Allah yang ku dapati..

Kenapa jadi suka hijau daripada biru? Kenapa biru lalu ke ungu? Kenapa bukan putih melainkan merah?? Banyak sekali tanya dalam benak ini.. Namun belum mampu untuk menjawab atau menemukan jawaban yang tepat...

Teringat akan sebuah buku yang ku baca akhir2 ini.. Yang ku dapat dari sebuah training dahsyat.. ESQ 165. Menurut, Bapak Arie Ginanjar Agustian, beliau memulai karir dan kehidupannya juga melalui pertanyaan bersar. Sebuah pertanyaan dasar yang dipikirkan oleh manusia yang menggunakan otaknya untuk berpikir.. "Untuk apa saya belajar?", "Untuk apa saya hidup??"

Saya itu apa?? Dan untuk siapa saya??

Ya Allah banyak lagi pertanyaan..

Lanjut lagi sesion depan.. Saya mau berangkat dulu...

Pada intinya sih ini share saya ketika masih berada dalam lingkungan kampus tercinta.. Seluruh harapan, impian, dan kegelisahan hati akan saya tuangkan dalam cerita ini... Cekedot!! ^^

Tuesday, January 4, 2011

Saran Kelulusan Untuk Mahasiswa Khususnya Mahasiswa Ekonomi


Menurut data yang di dapat dari http://www.antaranews.com/berita, angka pengangguran di Indonesia kini mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total angkatan kerja di Nusantara sebanyak 116 juta orang.

"Angkatan kerja tersebut didominasi lulusan sekolah dasar (SD) 57,44 juta orang atau 49,42 persen," kata Dra Suwito Ardiyanto, SH,MH, widyaswara utama Bidang Penempatan Tenaga kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Denpasar, Rabu.

Ia mencontohkan, apabila terdapat sepuluh orang pencari kerja hanya tersedia tiga lowongan pekerjaan dan dari tiga lowongan itu hanya dua yang bisa diisi, sementara satu lagi tidak bisa dipenuhi akibat tidak memiliki keterampilan.

Dari segi persaingan internasional hasil survei "World Economic Forum 2010" menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 54 dari 133 negara yang disurvei.

Dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura yang menempati peringkat ketiga, Malaysia ke-24, Brunei Darussalam ke-32 dan Thailand ke-36, sehingga kondisi ketenagakerjaan di Indonesia sangat parah.

Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan kualitas penempatan tenaga kerja, yakni penempatan tenaga kerja pada jabatan yang tepat. Upaya tersebut dilakukan melalui meningkatkan peranan penyuluhan dan bimbingan jabatan (PBJ).

Suwito Ardiyanto menambahkan, PBJ mempunyai dua tugas pokok yang sangat penting untuk menempatkan pencari kerja dalam jabatan yang tepat serta menemukan tenaga kerja yang cocok dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja.

Untuk menempatkan pencari kerja dalam jabatan yang tepat perlu memahami dunia kerja serta pengetahuan atas jenis-jenis pekerjaa atau jabatan beserta syarat-syaratnya.

Selain itu mengenali potensi diori, bakat, minat kemampuan dan kualifikasi yang dimiliki pencari kerja serta mengenali kelemahan yang dimiliki.

Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang Darlaini Nasution SE mengatakan, ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, yaitu ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah.

Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan.

Dosen di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) ini juga mengatakan bahwa pengangguran masih tinggi karena permintaan kerja sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.

Penyebab lain, kata dia, kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.

Menurut dia, SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal.

Dari data statistik dan ungkapan para ahli di atas, saya sungguh khawatir terhadap masa depan diri sendiri. Sedikit cerita, saya dan kelompok berhasil mendapatkan dana HIBAH dari DIKTI untuk program PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), dan kami tertarik untuk mengangkat usaha yang bertemakan Disro Muslim. Ada salah satu syarat sebelum mendirikan usaha sendiri, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti program magang di UKM-UKM terkait, sesuai dengan bidang usaha yang akan digeluti. Kemudian saya dan kelompok pergi mencari usaha yang mempunyai konsep yang sama dengan bisnis yang akan kami geluti. Dan Alhamdulillah, setelah searching kami mendapatkan satu tempat usaha yang memiliki konsep usaha yang sama dengan usaha kami. Setelah bertemu dengan CEO usaha yang kami tuju, kami mendapatkan kuliah gratis, tentang kewirausahaan dan bisnis di lapangan itu seperti apa dan bagaimana. Disana kami pun merasa seperti "SAPI OMPONG" karena ILMU YANG KAMI DAPATKAN SELAMA INI DIBANGKU KULIAH HANYALAH ILMU TEORITIK SEMATA, BUKAN ILMU APLIKATIF YANG BISA MEMBAWA KAMI TERJUN KE DALAM DUNIA USAHA.

<span>Bukan untuk menyalahkan bangku perkuliahan yang sekarang ini saya duduki ataupun menyalahkan dosen-dosen saya yang telah memberikan banyak ilmu ke dalam otak saya secara cuma-cuma. Namun disini saya ingin mengkritisi kurikulum yang ada. Seperti banyak jargon ataupun visi misi kampus yang sering saya lihat, "MEMBAWA MAHASISWA UNTUK BERENTREPRENEUR, MENCIPTAKAN LAPANGAN USAHA DITENGAH PERSAINGAN GLOBAL." Bagaimana JARGON, VISI ATAUPUN MISI ini dapat mencapai tujuannya jika tidak di dukung oleh hal-hal yang teknis, seperi bagaimana membawa mahasiswa untuk menciptakan sebuah karya, usaha, dan hal semacamnya.</span>

Sedikit mengkritisi dengan syarat kelulusan Perguruan Tinggi yang saya perhatikan dari dulu hanyalah "seonggok kertas" yang bernama SKRIPSI, yang kini pun saya akui, saya terlibat di dalamnya. Tapi adakah makhluk lain yang bernama "KREATIVITAS PENCIPTAAN LAPANGAN USAHA" untuk melatih atau sebagai laboratorium usaha dari nol untuk mahasiswa??

Dengan mendapatkan dana hibah DIKTI itu, saya berpikir, akankah lebih baik jika proporsi pembuatan karya tulis (SKRIPSI) dikreasikan dalam bentuk lain, semisal PROPOSAL USAHA yang dapat diajukan ke Universitas, DIKTI, Sponsor atau lembaga terkait dan mahasiswa yang mengajukan PROPOSAL USAHA itu berhak di danai. Hasilnya akan selalu dipantau oleh Dosen Pembimbing dan apabila usaha itu sudah mulai berkembang, mahasiswa tersebut dapat membuat karya tulis tentang usahanya, DAN DINYATAKAN LULUS... BUKANKAH USAHA YANG DIDIRIKAN MAHASISWA ITU ADALAH PELUANG USAHA UNTUK MENARIK TENAGA KERJA BARU DAN MENGURANGI PENGANGGURAN??




Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyalahkan siapapun, hanya kegelisahan yang ingin saya tuangkan, dan siapa tau dapat menjadi bahan diskusi dan pencerahan bagi saya pribadi.. Karena saya miris melihat banyak sekali sarjana yang menganggur.. Entah salah sewaktu mahasiswa itu duduk di bangku kuliah ataupun kesalahan di pihak lain.. Naudzubillahimindzalik.. Semoga kegelisahan ini tidak terjadi pada diri saya pribadi atapun sahabat sekalian yang membaca notes ini..


                                                                                                                  Regards
                                                                                                               Rahayu Pratiwi