Monday, March 21, 2011

Risalah pergerakan pendidikan masa bakti 2007-2011

Menjadi mahasiswi unj merupakan sesuatu yang tidak ada dalam perencanaan masa depan ku. Entah jadi apa nanti setelah lulus, pasti ujung-ujungnya adalah guru. Masa itu, aku sangat tidak menyukai pekerjaan yang seringkali orang menyebutnya pekerjaan mulia. Dalam benak ku, masa depan guru adalah suram, tidak menjanjikan.

Cinta itu bermula di tahun pertama kuliah, ketika aku bergabung dalam barisan Divisi Riset Dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Dan Administrasi, bersama ke sembilan pejuang divisi lainnya (radit, imam, tedi, nisa, ina, eno, dwi, ilda, hesti) dan seorang kakak yang selalu mencerahkan pemikiran dan tak bosan memberikan pencerdasan kepada kami (Cahaya Fajar, S.Pd). Dengan tagline atau jargon kami Cerdas Dalam Menggagas, Bijak Dalam Bertindak, R & K “Realistis Dan Kreatif” kami memulai cerita. Perjuangan kami dimulai dengan kajian-kajian kecil internal divisi, rihlah atau silaturahmi ke rumah untuk mengunjungi dan mengetahui kondisi saudara kami, sampai kepada proker-proker besar kami lalui. Semua itu tidak mengurangi rasa cinta kami. Justru dengan kami bersama dalam tubuh divisi ini, cinta itu tumbuh. Inilah awal mula cinta terhadap pendidikan itu muncul. Kakak yang memperkenalkan semuanya, berawal dari kajian kecil untuk membahas/mengkaji SISDIKNAS, sampai membahas permasalahan pendidikan. Kakak mengajarkan kami untuk peduli terhadap pendidikan. Jiwanya yang selalu ceria menyenangkan ketika mengajarkan, tidak terkesan menggurui. Dan ketika satu tahun kepengurusan berakhir, kami sepakat untuk membuat suatu komunitas R & K Community. Komunitas inilah yang mengikat hati-hati kami, mengenang masa-masa perjuangan, saling menguatkan dan memberi masukan. Semoga menjadi komunitas yang abadi sampai kami kakek nenek dan mempunyai anak cucu. Bukti nyata cinta kami terhadap pergerakan dan perjuangan. Akan kebersamaan dan kekeluargaan yang sudah terbiasa terjalin dahulu. Alhamdulillah tahun 2011 ini R &K Community  sudah menginjak tahun ke 3 nya.

Berlanjut setelah masa bakti di HMJ EA 2008/2009 selesai, aku melanjutkan perjuangan di HMJ EA 2009/2010. Dipilih untuk menggantikan sosok cahaya fajar, membuat ku kelimpungan dan harus banyak belajar dari awal. Karena merasa senang dan nyaman dengan kondisi kebersamaan di awal bersama R & K Community, membuat jiwa ini seringkali rapuh tersungkur. Entah apa alasan sang ketua HMJ terpilih dulu memilih aku, padahal dari kapasitas diri tidak memenuhi kriteria layak untuk berada di sana. Ya Allah betapa sulit dulu aku memulainya. Riset dan Keilmuan 2009, bersama ke sembilan pejuang baru, adik-adik baru yang harus aku penuhi hak-haknya dalam mencari ilmu, mereka adalah wawan, panji, tika, salamah, fika, desi, astrid, ria, dewi. Mereka adalah malaikat-malaikat yang Allah turunkan untuk meringankan amanahku sebagai kepala divisi yang baru. Untuk memenuhi kompetensi pada diri, ada surat undangan yang datang mengajak untuk ikut ke dalam Training of Education Reform. Ketika training itu pun terbersit rasa ragu karena ada hal lain yang harus aku penuhi, tapi Allah melancarkan jalannya. Mungkin sudah tertulis dalam takdirnya aku harus mengikuti training tersebut dan bertemu bersama orang-orang yang mempengaruhi kehidupanku selanjutnya.



T
RAINING OF EDUCATION REFORM ,, mengubah dan membuka cakrawala ku terhadap dunia pendidikan. Subhanallah.. Allah menunjukkan kuasanya agar ku tau tentang negeri ku. Negeri yang kualitas pendidikannya sangat jauh dari apa yang di harapkan, tidak sesuai dengan kebutuhan bangsa. Sistem yang dipaksakan. Sistem yang amat merugikan. Disini aku menemukan banyak hal. Teman-teman baru, ilmu pengetahuan baru, kakak-kakak baru, pengalaman baru, sense of belonging baru.  Luar biasa training itu. Entah memang sudah direncanakan dari awal oleh kakak-kakak panitia, kami terkesan langsung dijerumuskan ke dalam sebuah wadah gerakan pendidikan Education Watch  namanya. Namun kini, setelah ku tau. aku tidak menyesal sedikit pun berada dalam gerakan itu. semakin hari, cinta, rasa dan karsa ku terhadap pendidikan semakin meningkat. apalagi berjuang bersama mentor pendidikan yang cinta terhadap bangsa dan negaranya, memiliki idealism dan kompetensi yang sangat tinggi dalam khasanah berpikir, membuat wawasan dan jiwa ini semakin terbuka lebar. Melek Mata dengan Pendidikan Indonesia. dilanjutkan bergabung dalam barisan ini mengenal pula komponen SDM-SDM di dalamnya, ada hafiz selaku ketua EDUWA, deri, isti, elvri, aji, asa, rusda, fuji, nina, noni, ayu, ika, novi, rita, puteri, komar, k’adi, k’cha-cha, k’dwi, dan kakak-kakak panitia lainnya. tahun 2009 adalah awal mula segalanya. saat semangat itu mulai membara, jiwa ini menemukan persinggahannya. Pendidikan Indonesia.

Saat ini eduwa sudah memiliki garda kedua dalam perjuangannya mencari kader-kader pilihan. adi, aziz, ulya, Ima, sari, zani, kiki menjadi punggawa-punggawa eduwa garda dua. eduwa  juga sedang bermetamorfosis untuk menjadi sebuah gerakan pendidikan yang Progresif, Inovatif dan Solutif dalam menyikapi isu-isu pendidikan nasional.


Berlanjut ke tahun ke3 di kampus pendidikan ini, amanah itu datang untuk melanjutkan perjuangan di tingkat fakultas. Namun azzam diri yang dari awal ingin naik ke tingkat universitas, membuat diri serasa di ujung tanduk. Bagai kaktus ynag berduri, pilihan yang sangat sulit. Berawal dari keinginan untuk belajar lebih banyak dari sosok kakak yang sangat pemberani melawan arus kehidupan, ingin belajar kehidupan secara langsung darinya. Kakak yang lebih membuka cakrawala berpikir ku.  Departemen Pendidikan BEM UNJ adalah impian dan cita-citaku kala itu. apalagi setelah adanya ajakan untuk melanjutkan perjuangan dari ketua eduwa yang lalu, semakin menguatkan tekad untuk melangkah pasti kea rah sana. namun, Departemen Edukasi BEM FE UNJ menjadi salah satu penghalangnya piker ku saat itu. ketika tawaran atau mungkin terkesaan paksaan itu datang dari ketua BEM FE terpilih, dobel job pun menjadi syarat mutlak yang sangat egois bisa di bilang. Memaksakan segalanya untuk meraih apa yang aku inginkan. itulah aku kala itu. walau banyak sekali sindiran dan rasa pesimis dari orang lain tatkala tau aku dobel job antara fakultas dan universitas, omongan itu aku hiraukan, kan ku buktikan bahwa aku mampu melewati itu. tahun ini pun menjadi tahun terberat, ketika harus pisah dengan dua keluarga besar MOVE ON DAN C.A.K.E.P. Edukasi dan Depdik. Mereka selalu terpatri dalam jiwaku.
Edukasi, MOVE ON: berjuang kembali dengan sahabat lama ku, wawan, tika, desi, dan tambahan dari pejuang-pejuang lain, fatma, esti dan jimmy. mereka lagi-lagi adalah malaikat dan adik yang Allah turunkan untuk aku penuhi hak-haknya dalam belajar. Bersama mereka aku nyaman, bersama mereka kepercayaan diriku tumbuh, bersama mereka tidak ada kepura-puraan, hanya karena mereka aku sanggup bertahan.
Depdik, C.A.K.E.P: inilah impian dan cita-citaku. bergabung bersama barisan departemen pendidikan BEM UNJ. SDM di dalamny adalah orang-orang pilihan yang Allah takdirkan menjadi mentor-mentor dalam pergerakan, K’ Fadli, k’pajar, k’tista, k’eman, k’rakha, iqbal, dara, k’septi, mba intan, k’nining, k’akmal, k’maya, k’kukur. banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang di dapat bersama mereka dan d’bemers 2010. J



Dan the last perjuangan ku, masih di ranah pendidikan. Tak bosan, karena mungkin nyawa ini sudah separuhnya ber-azzam untuk mengenal dan menjadi pelaku di dunia pendidikan. Tahun kedua dan ketiga ku di kampus adalah masa-masa ruh pendidikan itu tertancam dalam sukma. Walau acap kali timbul kejenuhan dan kebosanan, namun aku bertekad untuk tetap melanjutkan perjuangan ini di Departemen Pendidikan BEM UNJ 2011. Bersama tentara-tentara pendidikan yang lebih banyak dari kemarin, kami ber-19 berusaha berjalan bersama untuk memberikan sedikit pemikiran kami untuk wajah pendidikan yang lebih baik. Fauzi, hafiz, yudi, rizal, dede, asa, agi, aji, teli, dara, vera, muti, ani, rusda, kiki, eky, esti, endang, berjuang bersama dalam tagline K.P.K (Kompeten, Profesional dan Kontributif). Semoga perencanaan di awal akan sesuai dengan hasil akhir yang di harapkan. sekarang kami sedang berproses untuk melakukan sesuatu karya, persembahan dan pengabdian terbaik untuk negeri tercinta.  

Bercerita sedikit tentang depdik 2011.. Ahad, 20 Maret 2011 kemarin, kami bersilaturahmi ke rumah Pak Kadept, Fauzi, di Pondok Ungu Permai Bekasi Utara. subhanallah.. perjalanan yang luar biasa. jauhh… hahhaa… Alhamdulillah.. disana kami dapat semakin merasakan kehangatan kekeluargaan. mungkin inilah keluarga terakhir kami di kampus pendidikan ini. Allah memang baik. Di kampus pendidikan, kami berjuang bersama dalam jalur pendidikan dan bersama orang-orang yang berpendidikan. Allahu Akbar.. Sungguh.. alangkah indah nikmatnya bersaudara karena Nya itu.

AKU TAKUT JAUH DARI MU


Tidak terasa waktu terus berlalu dan menyisakan aku di semester terakhir ini. Mungkin ini bukan tentang organisasi internal kampus lagi, seperti yang banyak aku ceritakan sebelumnya. Ini tentang diri ini ke depannya setelah lulus nanti. Kegelisahan hati, takut jika diri ini tidak semakin baik ketika berhasil menuntaskan amanah baik akademik ataupun amanah langit lain. Ya Allah.. Aku takut jauh dari Mu. Selama ini mungkin yang memperkenalkan aku dengan Mu adalah lingkungan sekitarku. Lingkungan eksternal yang memperkenalkan dan menjaga aku sehingga aku bisa lebih sedikit mengenal Mu.
Ya Aziz, aku takut.. Sungguh takut jika aku lulus nanti aku akan jauh dari Mu. Aku takut jika aku keluar dari kampus ini aku melepas atau menggadaikan Cinta Mu..
Disini awal mula aku mengenal semuanya. Belajar dari yang pada awalnya hati ini sekeras batu, perlahan-lahan batu itu luluh karena selalu disirami dengan air kesejukan yang tak bosan-bosannya Engkau nasahi lewat orang-orang di sekitarku..
Ya Rahman.. Bersyukur aku, karena Engkau telah memperkenalkan mereka pada ku. Orang-orang yang luar biasa. Subhanallah banget. Bersyukur aku karena Engkau menjodohkan aku di dunia untuk bertemu dengan orang-orang seperti mereka..
Cinta.. Ya Rahim.. Aku mengenal cinta Mu dalam kampus tarbiyah ini. Aku mengenal Mu. Aku mengenal Kekasih Mu. Disini aku belajar bagaimana untuk mencintai Mu lebih dari apapun. Alasannya hanya satu, karena Engkau selalu mencintai ku tanpa sedikit pun aku minta. Bodohnya aku jika aku tidak dapat membalas cinta Mu yang begitu besar itu..
Ya Rabbana.. Aku takut tak sanggup menghadapi dunia luar sana yang begitu kejam. Aku takut keimananku goyah, karena iman ku belumlah sempurna. Aku tau, walau aku dan siapapun yang tidak cinta pada Mu, tapi Engkau masih saja memberika cinta yang Cuma-Cuma. Cinta Mu tanpa pamrih.
Ya Allah.. Ya Rasulullah.. Aku ingin selalu dan terus mencintai Mu. Aku ingin keistiqomahan ini tetap ada. Aku ingin keimanan ini seiring meningkat dalam hati. Aku yakin Ya Allah.. Engkau Maha Pemberi apa-apa yang dibutuhkan kami, hamba-hamba Mu yang paling lemah ini. Hamba mohon, jangan pernah palingkan wajah Mu dari wajah hamba. Hamba mohon selalu berikan cahaya keimanan dalam hati, dalam tingkah laku, dalam keseharian hidup kami. Kami hanya ingin dekat dengan Mu Ya Rabb..
Mencari cara untuk tidak pernah berputus asa.. Selalu belajar dan tidak pernah menyerah untuk menyelami ilmu Nya.. Semata-mata agar cinta itu tidak pernah hilang.. Agar selalu terjaga dari kemalangan.. Menyelami samudera ilmu untuk menggapai Ridho Mu..

Rekonstruksi hati,,Reparasi niat...


Sebuah pertentangan batin hebat terjadi pada malam sebelum hari berkurangnya umurku (dalam hitungan tahun masehi). Mungkin semua bingung, orang tua ku sangat bingung, entah apa yang terjadi padaku malam itu. Rasanya hati ini sakitt sekali.. Ya Allah,, aku sedikit menentang surat cintaMu.. Berusaha untuk logis, tapi jadi ingkar. Itu bukan aku! Entah siapa yang ada dalam diri ku saat itu. Depresi karena tekanan judul skripsi. Aku terpuruk karena JUDUL SKRIPSI. Itu yang aku tau. Ya Allah,,padahal aku sudah memprediksi, kemaren, 8 febuari 2011 adalah penyerahan terakhir judul skripsi. Entah kenapa, aku tidak ada feel sama sekali untuk mengkaji itu. Sedihhh.. Mungkin sedikit mengkhianati permintaan orang tua ku untuk segera lulus.. Ya Allah.. Bingung,,entah apa tahun ini adalah tahun cobaan baru. Engkau sedang menunjukkan kasih sayang Mu, pada diri yang kecil ini. Sungguh, aku tau,,aku pasti bisa melewati ini. Aku tau,,selama kuliah kemarin, aku begitu balance dalam mengatur waktu. Boleh jadi akademik dan organisasi seimbang, bahkan kemaren pun aku sempat ngajar privat dan memegang amanah di dua organisasi eksekutif sekaligus. Entah kenapa, awal tahun ini aku jatuh.. Ya Allah,,aku harus bangkit. Aku tidak boleh terus-terusan seperti ini.. Aku mohon sekali bimbingan Mu Ya Rabb.. Agar semua berjalan lancar.. Agar aku lulus dengan kebanggan orang tua ku.. Aku mungkin harus sedikit lepas dari bayang-bayang organisasi ku kini. Mungkin, pikiran ini sangat2 terfokus ke sana, sehingga tidak bisa membagi waktuk yang baik untuk amanah langit lain. Skripsi itu amanah langit yang harus aku tunaikan, semata-mata untuk memecahkan masalah ekonomi bangsa, khususnya aku persembahkan kepada kedua orang tua ku tercinta.. aku harus bangkit!! Tiwi pasti bisa menyelesaikan kuliah ini dengan baik.. tidak ada alasan untuk mendustakan Qs. Muhammad:7, lalu diganti dengan Qs. Ar-Ra’d:11.. Dua-duanya harus seimbang.. Aku yakinh sekali dengan janji Allah itu.. Allah sayangg banget sama aku.. tinggal aku sendiri yang melek mata dan menjalankannya dengan baik. Butuh pengorbanan untuk setiap sesuatu yang diinginkan. Dan aku tau apa yang aku inginkan. AKU INGIN SUKSES DUNIA AKHIRAT.. Amin Ya Allah,,Semoga Engkau tidak murka terhadap diri yang amat sangat kerdil ini.. Aku tau, pelangi akan tiba setelah hujan badai sekalipun. Dan aku OPTIMIS untuk merasakan datangnya pelangi yang indah itu.. Semua akan tiba tepat pada waktunya,

Rekonstruksi hati,,Reparasi niat...

Semua harus tertuju pada Nya...

Aku tidak boleh menyerah.. Aku tidak boleh kalah..

Aku harus terus SEMANGAD!!!

S.E.T.I.A

SEMANGAT TIADA AKHIR!!!

Mahasiswa Kiri Katanya: “CARI PERHATIAN ATAU BUTUH PERHATIAN”


Cerita ini bermula ketika dua orang mahasiswi yang merupakan perwakilan dari OPMAWA tingkat Universitas melakukan survey kepada mahasiswa negeri sipil yang ada di lingkungan kampusnya. Jangan kaget jika ternyata kejadian ini sama persis dengan pengalaman, cerita teman, atau kondisi di kampus anda. Karena inilah realitanya.
Di suatu sore yang cukup cerah, ana dan ani berencana menyebar kuisioner untuk keperluan evaluasi satu tahun kepengurusan kepala kampus. Mungkin ini adalah pengalaman baru bagi ana untuk terjun langsung kepada teman-teman mahasiswanya. Mumpung sudah di tingkat universitas, ini adalah salah satu bentuk keinginannya untuk melihat realita yang ada dan bagaimana kondisi serta pendapat teman-teman mahasiswa secara langsung terhadap fasilitas kampus, yang secara tidak langsung nanti akan berujung pada kesimpulan pendapat atau sikap mereka terhadap opmawa yang ada di kampus.
Karena hari sudah mulai sore, alhasil tipe mahasiswa yang ditemukan pun mereka yang sedang duduk santai melepas lelah, latihan musik, membahas mata kuliah sebelumnya ataupun yang sedang menunggu mata kuliah terakhir.
Ada enam jenis mahasiswa yang Ana dan Ani mintai pendapatnya sore itu,yaitu:
Sasaran pertama adalah Sekelompok ibu-ibu guru SD yang sedang kuliah lagi dari kampus bagian nun jauh sana. Ada tiga orang waktu itu, dan satu lagi muncul dari tukang fotocopy-an Pada awalnya ketiga ibu itu welcome dan mau-mau saja dimintai pendapatnya, namun ketika yang satunya lagi datang, malah mengganggu proses pengambilan data. Kalau tidak sabar-sabar, ingin saja menyuruh mulutnya diam sehingga tidak nyerocos gak jelas, supaya proses pengambilan data cepat selesai.  Kesan pertama: nyebelin banget
Yang kedua adalah mahasiswa dengan keterbatasan fisik yang membutuhkan aksesibilitas kampus. Ia terlihat seperti mahasiswa normal pada umumnya, namun ketika kami mulai berbicara untuk menganggu waktu luangnya sejenak, ia terlihat tidak focus, apalagi setelah disodorkan kertas kuisioner, ia agak bingung, dan akhirnya ana pun tau kalau mahasiswa itu tuna netra. Astagfirullah. Baru kali ini berhadapan dengan mahasiswa yang mempunyai kelebihan seperti itu. Alhamdulillahnya, mahasiswa tersebut tidak merasa tersinggung dan tetap mau melanjutkan untuk memberikan pendapatnya.
Selanjutnya, ana dan ani mengunjungi teman-teman mahasiswa yang membidangi mesin, sipil, elektro, dan lain-lain. Ada sekumpulan mahasiswa yang sedang duduk santai, saling bercengkerama satu sama lain, dengan tangan sambil memegang rokok. Ketika ditanyai pendapatnya mereka agak legowo, walau ada yang terkesan tidak peduli. Dan disini pun karena mahasiswa rata-rata laki-laki, kami agak sedikit “dipandang aneh” oleh mereka. Hmm… Lagi-lagi mental yang dipertaruhkan.
Keempat, karakteristik unik, mahasiswa yang sedang menempuh program pascasarjana. Entah apa yang membuat ani ingin sekali ke sana. Ketika sekelompok pertama kami kunjungi, mereka cukup welcome  dengan kedatangan kami. Walau ada beberapa masukan dan beberapa penjelasan atau klarifikasi juga yang kami berikan. Namun, ketika kelompok kedua kami datangi, kami diberi masukan yang luar biasa, bisa dibilang kuliah singkat tentang pembuatan kuisioner penelitian yang sesuai dengan kaidahnya. Luar Biasa. Banyak-banyak sabar karena sepertinya ani tersinggung dengan masukan yang diberikan.
Kelima mahasiswa/i bahasa dan seni yang modis nan nyentrik, walau demikian secara keseluruhan mereka dapat di ajak kerja sama untuk dimintai pendapatnya. Alhamdulillah..
Dan terakhir, keenam adalah mahasiswa pinggiran yang suka nongkrong di pelataran parkir. Disinilah mereka. Dengan rokok dan kopinya. Untuk ana sendiri sebenarnya cukup ganjil dengan keadaan seperti ini. Tapi berusaha tetap merangkul, ingin tau sikap mereka dengan kedatangan kami. Godaan-godaan disertai pertanyaan muncul, entah mereka benar-benar tidak mengerti atau mereka pura-pura tidak mengerti. Jengah, namun tetap dicoba tersenyum. Dan innalillahi, emosi ani cukup tersulut disini. Ya Rabb. Tidak mudah untuk berhadapan dengan mereka. 

Pada awalnya kami tidak menyangka untuk melakukan survey langsung ke mahasiswa harus menyiapkan mental yang tangguh. Terhadap penolakan, celaan, ejekan, bahkan godaan. Kami berasa sales yang menawarkan barang dagangan yang sangat tidak menarik sore itu. Hari yang luar biasa karena dapat menyimpukan sebagian kecil karakteristik mahasiswa rakyat sipil kampus tercinta.
Merupakan PR besar bagi sebuah lembaga OPMAWA tingkat universitas, untuk melakukan pendekatan kepada mahasiswa sipil itu. Bergerak bersama untuk  building of leader” sesungguhnya.

Tiga Keutamaan yang di dapatkan seorang Jundi dari ketiga Qiyadah


Banyak hal yang luar biasa aku dapatkan dari sosok-sosoknya. Ikutilah kata hati maka kamu akan memperoleh apa yang kamu mau bahkan apa yang tidak kamu sangka-sangka.
Berawal dari ketidaksengajaan dan mencari tempat yang aman, aku mendaftar dalam satu lembaga kampus. Saat itu masih sangat hijau umurku. Disana aku pun bertemu dengan suatu komunitas yang berjuang di jalan Allah. Baru pertama kali aku tidak jengah dengan kata “jihad”. Ternyata jihad pun tidak hanya berperang, tapi juga berjuang, membantu sesame di jalan Allah. Di awal mula perjalanan ini, Allah mempertemukanku kepada seseorang Qiyadah yang luar biasa. “Cahaya Fajar”. Senyumnya selalu mengiringi tiap langkahnya. Wajahnya selalu bersinar sesuai dengan namanya, cahaya, senyumnya pun merekah seperti fajar. Subhanallah. Darinya aku belajar kasih sayang, cinta yang tulus, dia begitu mengayomi, menganggap kami semua seperti saudara kandungnya sendiri. Banyak member untuk kebahagiaan orang lain, bukan lewat materi tapi lewat sentuhan hati. Ia memberikan pencerdasan-pencerdasan dan mengenalkan aku akan “dunia ini”. Bekal yang diberikan aku jadikan sebuah pondasi yang hingga kini mengakar kuat dalam sanubari. Sampai akhirnya ketika kami harus terpisah karena Nya, aku menganggap mereka sebagai pelangi dan matahari. Karena merekalah yang menerangi hati dan pikiran ini.
Tentang Qiyadah yang kedua pun tidak luput atas peran serta cahaya fajar. Dipertemukan dalam sebuah pelatihan, subhanallah.. betapa menggugahnya ia. Bukan karena kecakapan fisik, tapi kecakapan ilmu yang luar biasa. Ia begitu cinta ilmu, seorang makhluk pembelajar sejati. Kehidupan mengajarkan Ia banyak hal, tentang kesedihan, kekecewaan, pengorbanan, namun semangad juangnya tetap tinggi untuk merubah nasibnya. “Calon pemimpin masa depan”. Seorang intelektual muda yang sangat berbakat. Banyak sekali yang ia berikan, pencerdasan-pencerdasan dan penguatan tentang hakikat ilmu, cinta ilmu, sangat menghargai ilmu, menjunjung tinggi ilmu, menjadi manusia yang terus belajar. Long life education. Itulah ia, dengan segala apa yang dimilikinya. Sampai saat ini pun dapat dikatakan aku tidak bisa lepas dari baying-bayangnya. Ingin seperti dia. menjadi manusia yang terus belajar, tidak menyerah dengan kehidupan. Menjadi makhluk Allah yang taat untuk menjaga keseimbangan dengan ilmu dan keidealisan. Semoga tetap istiqomah.
Terakhir, Allah mempertemukan aku dengan seorang teman seperjuangan yang mungkin pada awalnya aku menganggapnya kecil, remeh, tidak memiliki kapasitas layaknya seorang pemimpin yang menguasai bidang ilmunya. Namun aku salah. Allah mempertemukan aku dengan nya bukan tanpa alas an. Kali ini saatnya aku belajar sesuatu yang lebih tinggi darinya. Tentang hakikat sabar, syukur, jujur, selalu rendah hati yang dibalut dengan kesederhanaan yang luar biasa. Subhanallah.
Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah. Melalui mereka, Engkau membekali aku tiga keutamaan sekaligus, cinta kasih yang tanpa pamrih, cinta ilmu dan semangad merubah nasib, dan yang terakhir kualitas seorang hamba yang sudah sepatutnya memiliki sabar, syukur, jujur, ikhlas dan rasa sederhana yang luar biasa.