Tuesday, July 16, 2013

Kemacetan Tg. Priok Mencapai Titik Final

Selama 23 tahun saya hidup di jakarta, sepertinya bulan ramadhan di Tanjung Priok, Jakarta Utara tidak pernah secrowded ini. Seperti Senin kemarin dan beberapa hari sebelumnya selama Ramadhan, jalanan sepanjang To Wiyoto Wiyono macet parah. Terutama ketika akan turun tol di Plumpang, mobil sudah tidak bisa bergerak.

Banyak pendapat masyarakat mengenai hal ini, dimulai dari zamannya Presiden kedua kita tidak pernah menyebabkan Tg. Priok macet, sampai mengarah kepemimpinannya Jokowi yang berjanji memperbaiki moda transportasi, tapi justru malah semakin padat merayap.

Apa kira-kira yang menyebabkan kurang lebih sepanjang 5 km kendaraan merayap padat? Saya mencoba menganalisis penyebab, dampak, dan juga solusi dari masalah kemacetan ini. Penyebabnya yaitu:
  1. Pelabuhan tg. Priok sudah tidak sanggup menampung ratusan kontainer yang masuk
  2. Arus ekspor & impor yang kencang memperparah kondisi tg. Priok
  3. Banyaknya jalan yang rusak dan pembangunan flyover yang belum jadi 100%
  4. Murahnya harga mobil dan motor menyebabkan merebaknya orang kaya baru di kawasan ini
Dampak:
- Kemacetan parah kurang lebih sampai 5km
- Borosnya bahan bakar
- Pulang telat lebih dari dua jam
- Ibadah menjadi tidak maksimal, terlebih ini bulan Ramadhan

Solusi:
  1. Jika ingin dikonsentrasikan sebagai wilayah pelabuhan, kosongkan wilayah ini dari perumahan warga
  2. Buat pemisah jalan antara jalan khusus kontainer & jenis kendaraan lain
  3. Naikkan harga kendaraan bermotor beserta pajaknya
  4. Perbaiki moda transportasi sehingga meskipun menjadi sentra industri dan pelabuhan, Tg. Priok tetap aman dan keselamatan orang yang melintas di wilayah ini terjamin.
Kemacetan bukan menjadi pelayanan jasa baru bagi masyarakat Jakarta, hanya saja untuk wilayah Tg. Priok dan sekitar ini semakin memperparah keadaan karena efektivitas waktu dan neraca jam kerja masyarakat menjadi sangat terganggu.

Cinta Sejati...

inilah cinta sejati

cinta yang tak perlu kau tunggu

tapi dia tumbuh bersama doa malam yang teduh

tak tersentuh oleh mata dunia yang palsu

petunjuk yang selalu datang

dari ruang para malaikat

yang sanggup melihat tak kenal pekat

tak lekang oleh zaman yang kan terus melaju

takkan habis oleh waktu

karena kecantikannya tersimpan dihati

dalam pesona yang selalu menjaga jiwa

yang menjadikan dunia menjadi surga

sebelum surga sebenarnya

yang membuat hidup lebih hidup

dari kehidupan sebenarnya

seperti sungai yang mengalir

bening airnyapun selalu artikan keseimbangan syair

yang satukan dua perbedaan dalam satu ikatan

untuk melihat kekurangan sebagai kesempatan

dan kelebihan sebagai kekuatan

lalu saling mengisi seperti matahari dan bulan

dalam kesetiaan ruang kesolehan dan kasih sayang

bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan

para kesatria sastra jihad dan dakwah

tercatat dalam untaian rahmat berakhir

dalam catatan terakhir yang mulia

digariskan hanya oleh ketetapan Allah Subhanahu wata’ala

Sunday, July 14, 2013

yang belum bisa dijawab untuk pendidikan kita....

Pola pendidikan apakah yang terbaik dilakukan untuk anak zaman sekarang?? Dimana arus globalisasi demikian derasnya dan perang pemikiran demikian dahsyatnya. ingin memilihkan dan mengarahkan yang terbaik, karena masa depannya masih sangat panjang. Merubah mindset bahwa orang suskses itu harus ditempa dengan ketidaknyamanan. Bukan dengan segala fasilitas yang tersedia, dimanja, dan dikungkung dalam lingkungan keluarga yang tidak bisa menjaga dalam waktu 24 jam penuh.

Karena lingkungan itu ibarat ibu tiri yang bisa menjerumuskan tapi banyak pula yang menyelamatkan. Seandainya bisa memilih....
Bagaimana cara menyelamatkan ditengah gempuran kehancuran?

Duhai pendidikan,, kenapa kamu tidak semakin baik?

Kenapa kamu justru menjadi alat untuk bahan perdagangan?

Kapan negeri ini mau maju jika bangsanya tidak mendapat pendidikan yang bermutu?

Bagaimana negara ini mau naik level jika guru-gurunya hanya menyampaikan materi, tidak dilengkapi dengan ketulusan hati untuk mendidik?

Bagaimana negara ini mau melesat jika pemerintah dan para pegawai negaranya hanya peduli dengan kepentingan individu dan golongan?

Bagaimana dengan nasib rakyat setelahnya?

Ohhh... Kulihat ibu pertiwiSedang bersusah hatiAirmatanya berlinangMas intannya terkenangHutan gunung sawah lautanSimpanan kekayaanKini ibu sedang laraMerintih dan berdoa