Sunday, August 31, 2014

Katanya, Sahabat Bisa Jadi Cinta


Katanya hubungan persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu gak pernah murni. Katanya hubungan kakak adik ketemu gede itu pasti sedikit-sedikit ada rasa sayang. Katanya lagi jodoh kita yaa gak jauh-jauh dari teman dekat kita sendiri. Katanya...

Boleh percaya atau tidak, tapi mungkin itu pernah jadi bagian hidup kita. Suka, kagum, sayang atau cinta dengan orang terdekat yang sudah mengerti kita sehingga kita tidak perlu jaim lagi. Cukup menjadi diri kita apa adanya. Lebih menyenangkan bukan?

Aku sendiri belum pernah membuktikannya lah wong menikah juga belum. :D

Masih menjadi rahasia Tuhan siapa jodoh kita sebenarnya. Yang terpenting, asal dia mampu menjadi imam yang dapat membawa kita semakin dekat dengan Tuhan, mau sahabat dekat, teman, kenalan, orang lain, kakak atau adik ketemu gede sekalipun tidak masalah karena itu yang sudah menjadi garis takdir Tuhan. Manusia hanya bisa berikhtiar yang terbaik bukan?

Sebenarnya sah-sah aja orang mempunyai rasa dengan orang lain. Ketika kecocokan itu ada, hubungan kenal mengenal yang sudah terbina menjadi lebih akrab dan intens. Itu yang sering aku perhatikan dari kebiasaan orang-orang sekitar. Tidak salah juga untuk mengenal orang yang berbeda jenis kelamin. Bukankah kita diciptakan Tuhan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal satu sama lain?

Daripada sok jaim, aku sendiri pun pernah atau sering terjebak dengan yang kata orang disebut friend zone. Sebagai teman, punya rasa lebih. Perhatian lebih. Tapi status yaa cuma teman. Kalau udah timbul rasa itu buru-buru cari pengalihan perhatian supaya tidak terjebak semakin dalam. Karena ketika sudah menggali rasa, memanennya sering pedih. Cuma punya rasa sendiri mana enak ya kan? Hahaa...

Dasarnya perempuan lebih sering ke-GR-an daripada laki-laki. Nah ini yang mesti hati-hati. Bagi laki-laki jangan terlalu baik kepada perempuan. Gak baik aja perempuan bisa suka, apalagi yang punya kebaikan atau cari-cari perhatian segudang, perempuan gampang sekali meleleh. Sedangkan bagi perempuan harus kuat-kuat menahan hati, jangan mau tergoda sembarang laki-laki. Apalagi kalau jelas-jelas laki-lakinya hanya ingin memanfaatkan saja. Ini bukan berarti perempuan makhluk yang lemah ya, tapi hati orang tidak ada yang tau. Bukankah lebih baik untuk menjaga hati?

Yupz.. Menjaga hati. Seperti lagunya Kahitna yang pernah menjadi top ten di tangga lagu.

“Biarkan aku menjaga perasaan ini ohh. Menjaga segenap cinta yang telah Kau beri. Engkau pergi aku takkan pergi. Kau menjauh aku takkan jauh. Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu.”

Ya.. seperti itulah. Menjaga hati untuk orang yang tepat. Menjaga hati untuk Nya dan menjaga segenap cinta yang telah Dia beri. Ketika dia sudah datang, kode Tuhan pun akan diturunkan melalui keyakinan. Bisikan Tuhan, “Dia jodohmu. Sambut dia di terminal kedatangannya. Kasihan, jangan terlalu lama membiarkan ia menunggu.”


Dan langkah-langkah kecil pun segera dipersiapkan untuk keseriusan. Mental kembali ditegakkan untuk membangun pondasi awal. Ah betapa indahnya ketika ia datang di waktu yang tepat. Tidak terlalu lama. Dan juga tidak terlalu cepat. J

Sunday, August 10, 2014

VENUS

Mencari kamu sama seperti mencari Venus di langit fajar
Banyaknya bintang yang menyerupaimu, tapi venusnya cuma satu
Kamunya juga cuma satu

Pagi ini diantara milyaran bintang
Di langit fajar kota poso
Aku menemukan Venus

Venus tersenyum
dan suatu hari nanti, aku tau kamu juga akan tersenyum
Dan berkata: "Aku sudah ada disini" :)

Tuesday, July 1, 2014

YANG SEDERHANA ITU SELALU BERMAKNA



Catatan kecil tentang persahabatan kami, Banggai Kece :)


Susah move on, bisa dibilang ketika kami sudah kumpul berenam. 
Oya, sebelum cerita lebih panjang, tak kenal maka tak sayang. Seperti aku yang jika tidak mengenal mereka satu per satu, mungkin tak bisa rasa itu datang.

Kami adalah 6 orang anak muda yang memiliki tujuan mulia awalnya, mengabdi dan berbagi dengan anak-anak kecil di pelosok desa. Mereka yang kurang beruntung untuk mendapatkan akses pendidikan lebih baik berharap dengan adanya kami dapat sedikit terjangkau dengan beragam akses pendidikan. Itulah kami, 6 orang yang ditempatkan dalam satu Kabupaten dalam rangka tugas mengajar selama satu tahun di desa. Dan kami adalah Tim Banggai Kece! :D

Ngomong-ngomong tujuan mulia kami, insya allah sampai sekarang tujuan itu masih kami pegang. Kami senang karenanya. Tapi karena pada dasarnya kami adalah anak-anak 'ajaib', tujuan kami berada dalam tugas ini berkembang menjadi lebih dalam. Kami ingin MENGENAL INDONESIA SEPENUHNYA!!

Dengan tujuan tambahan itu, kami mulai melangkahkan kaki untuk mengenal negeri ini, yaitu dengan cara bertravelling. Travelling kami belum menjejakkan kaki ke tempat-tempat yang terlalu jauh dari kabupaten tempat tugas. Karena masih dalam kategori 'anak baik', kami hanya melakukan perjalanan di sekitar kabupaten kami. Adalah Eva, perempuan muda asal sulawesi yang sudah lama tinggal di Kalimantan dan Sisca, Koordinator kami yang penih semangat dalam merencanakan liburan yang menjadi pemantik kami untuk menjadi traveller. Menjelajah mulai dari kecamatan tetangga, pulau tempat salah satu teman kami bertugas, hingga ke kabupaten sebelah pun pernah kami lakukan. :)

Jangan ditanya rasanya. Kami sangat excited menemukan tempat-tempat menarik sepanjang perjalanan. Mulai dari sawah, danau, sumber mata air, gua, sungai, laut, sampai air terjun yang cukup menggugah sanubari. Betapa Indonesia ini begitu kaya dan indah kawan! :')





Mungkin karena ini juga, kami semakin erat. Tujuan sama, hobi sama, dan kebiasaan yang jauh berbeda kami memulai langkah untuk mengenal satu sama lain. Berbeda tak jadi masalah, justru karena itulah kami saling melengkapi. Motto kami adalah Sederhana namun selalu bermakna. Dan itu sangat terasa sekali dalam keseharian kami.

Tidak hanya suka, jika semesta tidak mendukung kami pun pernah juga merasa lara. Tapi bagi kami, lara bukan untuk ditangisi. Kami siap menertawakan lara, sampai ia bosan dan pergi meninggalkan kami. Sampai akhirnya semesta kembali mendukung langkah kami. Karena kami yakin, ketika ada tekad yang kuat, pasti disana ada jalan untuk kami meneruskan langkah.

Satu semester kami bersama, rasanya seperti baru kemarin. Dimulai dari masa pelatihan 2 bulan, kami di kelompokkan pada tiga minggu awal pelatihan. Dari seringnya diskusi kecil, mengajar bersama di salah satu sekolah dasar, sampai bertahan hidup di hutan pun sudah kami lalui bersama. Setelah masa gojlokan 2 bulan, tiba saatnya penempatan. Awal kehidupan baru mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat selama 2 bulan. Dan memulai hidup bersama dalam satu tahun ke depan. 

Ada suka, tawa, canda, hingga mukin airmata yang tergenang. Hingga kemudian ketika waktu kami kumpul berenam di kabupaten, yang waktunya pun tak tentu setelah kami bertugas di desa masing-masing. Kami butuh 'pelarian' dan kepada mereka biasa tempat kami kembali pulang. Wajar jika seandainya setelah kami kumpul berenam, saling melempar beban sehingga beban itu pun malu dilempar-lempar :p, kami menjadi susah move on. Tak ayal ketika berada di desa tempat tugas masing-masing pun rasanya kadang merasa sepi. Karena kami tidak bisa bebas seperti jika kami kumpul berenam. Hahaha....





Itulah kami. Secuil cerita tentang anak-anak muda di perantauan. 

Kabupaten Banggai 2014-2015
Atas nama cinta kepada Nya dan Bangsa Indonesia
Yang sederhana akan selalu lebih bermakna


Thursday, May 29, 2014

Anak-anak dan kelebihannya



Mengajar itu bukan sesuatu hal yang biasa. Baik di desa dan kota memiliki tantangan dan kenikmatannya masing-masing. Tujuannya sama-sama mulia, mencerdaskan anak bangsa. Tapi mengajar menjadi sesuatu yang biasa jika tidak disertai dengan mendidik. Karena mengajar tanpa mendidik seperti memakan nasi yang belum matang.

Akhir-akhir ini kesabaran seperti sedang diuji. Sepertinya Tuhan ingin meminta bukti-Nya bahwa menghadapi anak-anak ini harus sangat membutuhkan kesabaran ekstra. Entah apa aku kuat untuk menghadapi setiap hari ocehan-ocehan mereka.. huphttt... 


Anak-anak ini seringkali membuat aku kesal, namun melihat sekali lagi tingkah laku mereka, memperhatikan mereka, kepolosan itu masih terpancar. Mereka hanya ikut-ikutan budaya yang masuk dalam hidupnya. Perkembangan zaman tidak selalu salah. Melek teknologi pun tiada salah. Anak-anak ini sangat bisa dewasa sebelum waktunya.Ketika arus media semakin merajalela. Karakter dasar harus kokoh sebagai pondasi awal untuk melangkah. Kepedulian orangtua harus menjadi faktor utama untuk menjaga keutuhan. Ketika tidak didukung oleh perhatian orangtua jangan salahkan anak jika mereka hanya bisa jadi peniru budaya negatif, tanpa adanya contoh serta teladan yang baik untuk mereka.
 

Anak-anak ini yang menjadi alasan kuat ketika panggilan akan pengabdian itu menggedor-gedor jiwa. Meminta dan merengek kepada Yang Kuasa agar diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk bangsa. Untuk semakin mengenal apa itu saudara. Dan disinilah. Desa Sinorang yang akan mengajarkan aku untuk lebih dewasa.

Aku Bukan Guru!



Aku bukan guru
Aku tidak layak menjadi guru
Guru terlalu mulia profesi itu
Apalagi jika disandangkan di depan namaku

Selama aku sekolah, aku tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang guru
Guru dimataku menjadi profesi yang mulia tapi tak terjangkau
Bukan karena aku tak mampu
Tapi justru aku merasa malu

Dulu, guru bagiku profesi yang seadanya
Biasa saja
Tidak bisa membuat orang menjadi kaya
Guru bagiku hanya sebuah halusinasi belaka

Tapi kini, guru terpatri sekali dalam hatiku
Peringkat guru naik 270 derajat
Perubahan yang cukup signifikan
Meski dalam tempo yang cukup lambat
 
Perlahan-lahan mata ini terbuka
Hati ini tak menutup diri lagi
Bahkan ketika sekarang ada di tengah anak-anak
Rasanya ingin selalu bersama mereka

Guru oh guru
Jasa dan ilmumu sungguh luar biasa
Engkau tidak hanya dapat merubah satu orang
Tapi juga satu generasi Indonesia

Terimakasih padamu guruku
Engkau selalu menjadi patriot pembela bangsa
Tanpa tanda jasa